iklan

0
Ikut Festival Film Italia, Karya Putra Magelang Terinspirasi Film G30 S/PKI
Ikut Festival Film Italia, Karya Putra Magelang Terinspirasi Film G30 S/PKI. (SINDOphoto. Eko Susanto)
IZZAMEDIA.com, YOGYAKARTA - Salah satu putra Magelang, Bayu Prihantoro Filemon (31 tahun) siap mengharumkan nama daerah dan bangsa Indonesia dalam kancah festival film tertua di dunia, Venice International Film Festival ke-73 di Italia. Festival di Italia tersebut akan berlangsung sejak 31 Agustus-10 September, kemudian dalam waktu yang hampir bersamaan sejak  8-18 September di Toronto Film Festival, Kanada. Dalam festival tersebut, Bayu akan membawa karyanya On The Origin of Fear.

Film On the Origin of Fear, karya filmaker kelahiran Tlogo, Prambanan Klaten, 21 Maret 1985 ini masuk dalam kompetisi Orizzonti bersama 18 film pendek dunia lainnya. Selain itu, film ini juga masuk dalam program kompetisi film pendek Short Cuts di Toronto International Film Festival 2016. 

Dalam film berdurasi 12 menit tersebut bercerita mengenai pengalaman traumatis generasi 80-an atas reproduksi teror dan kekerasan dalam film propaganda sejarah produksi Orde Baru di tahun 1984.
               
Bayu yang merupakan putra sulung pasangan Marjinungroho dan Fernanda Supiah itu menuturkan, filmnya ini memiliki visualisasi yang simpel tapi sarat makna. Selain itu, dalam film ini dialog antara tiga aktor yang terlibat mulai bergulir. 

“Sebagai generasi yang lahir pada tahun 80-an, saya menjadi saksi dari salah satu episode fiksi yang paling sempurna atas sejarah bangsa dalam wajah sinema Indonesia. Saya menjadi saksi dari bagaimana peristiwa ‘65 versi sejarah resmi negara dibangun melalui reproduksi teror. Sinema adalah teror. Scene-scene penculikan, penyiksaan, pembunuhan, tarian dan nyanyian glorifikasi kekerasan dalam film-dengan pelaku dan korban yang adalah sesama warga bangsa-, semua menjadi pondasi awal dari pengetahuan sejarah saya mengenai bagaimana bangsa ini membangun peradabannya pasca-65,” kata Bayu kepada SINDO YOGYA, Selasa (30/8/2016)..

Bayu menambahkan, karya film ini merupakan sebuah upaya yang mencoba dilakukan untuk melawan rasa trauma tersebut. Pihaknya berharap, sebagai generasi muda berbesar hati menerima fakta, bahwa di masa lalu mempunyai periode sejarah gelap yang harus diakui. 

“Hal ini agar kita bisa melangkah ke depan dengan lebih ringan penuh martabat sebagai bangsa yang besar,” kata Bayu yang alumnus Busan Film Akademy.

Dalam festival tersebut, katanya, yang terpenting bisa ikuti dalam festival film dunia, terlebih lagi di Italia. Pihaknya berharap nantinya film karyanya mendapatkan apresiasi.

“Kami nggak kepikir menang kalah. Yang pasti bangga bisa masuk kompetisi karena film Indonesia jarang masuk kesana,” ujar Bayu yang kini menjadi Dosen Film dan Televisi Universits Multimedia Nusantara, Serpong, itu.  

Sementara itu, orangtua Bayu, Marjinu mengaku, senang dan tidak mengira karya anaknya bisa masuk dalam festival film di Italia. Selama ini memberikan kebebasan kepada anaknya untuk berkarya. 

“Awalnya, dia dulu sering mengikuti lomba membuat iklan, tulisan dan akhirnya beralih di film. Dulu saat kecil, Bayu ini sering ikut saya saat memutar film untuk penyuluhan KB dari desa ke desa di Klaten,” kata Pengawai Negeri Sipil di Pemkot Magelang, itu.

Menurutnya, salah satu film yang ditonton yakni G30 S/PKI. Pihaknya, tak mengetahui jika film tersebut ternyata membekas di ingatannya dan mendasari pembuatan film On The Origin of Fear. 

“Dia memang sering ikut festival film seperti di Jepang, Prancis, Swedia, Jerman dan lainnya. Tapi, kalau di Italia ini, kami sangat merasa istimewa dan mudah-mudahan nanti meraih prestasi yang membanggakan bagi Indonesia,” ujar dia. (sindonews.com)


Posting Komentar Blogger

 
Top