iklan

0
Doa Bersama di Lokasi Tragedi Mina Awali Operasi Puncak Haji
Petugas ketika berdoa di Mina (foto: Ist)
IZZAMEDIA.com, MAKKAH - Para petugas satuan operasional Arafah, Mina dan Mudzalifah (Armina) menggelar doa bersama di lokasi terjadinya peristiwa Mina pada musim haji lalu yang merenggut nyawa 124 jamaah haji asal Indonesia dan lima mukimin. 

Doa bersama dipimpin Wakil Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Harun Ar Rasyid serta puluhan petugas haji yang tergabung dalam PPIH Arab Saudi di Jalur 204 Mina pada Minggu (28/82016) malam waktu setempat.

“Mari bersama kita berdoa kepada Allah SWT, mudah-mudahanan para almarhum yang menjadi korban dalam peristiwa Mina mendapat ampunan dari Allah SWT, Al Fatihah. Dan yang kedua mari kita mohon kepada Allah swt dan mudah-mudahan kita semua mendapat haji yang mabrur dan tugas-tugas kita dalam program Armina dilancarkan oleh Allah, dan diselamatkan oleh Allah swt, Al fatihah.” Suasana kemudian hening seketika saat Harun Ar Rasyid perlahan membacakan doa dengan penuh pengharapan. 

Sebelum menuju Jalur 204 Mina, Kepala Satuan Operasional Armina Jaetul Muchlis mengajak para petugas berkeliling ke Arafah, Mina dan Mudzalifah sebagai bagian dari gladi posko satuan operasional Armina. Tim memulai perjalanan usai waktu salat Ashar hingga malam hari. Di tempat-tempat yang disinggahi Kolonel Jaetul Muchlis memberikan pengarahan kepada para petugas haji tentang tugas-tugasnya jelang dan saat puncak ibadah haji pada 10 September mendatang. 

Di sela-sela gladi posko satuan operasional Armina, tak lupa Jaetul juga membeberkan kepada para anggota timnya untuk betul-betul memetakan potensi kerawanan saat jutaan jamaah haji berkumpul di Armina serta mewanti-wanti agar tiap petugas menghafal seluk beluk lapangan tempatnya bertugas. Dia pun berbagi pengalaman bertugas selama bertahun-tahun sebagai satuan operasional Armina. 

“Perhatikan betul pergerakan butir-butir merah putih,” pesannya saat memberikan pengarahan di lokasi lempar jumrah. 

Saat diwawancarai usai melakukan gladi posko, Jaetul menyatakan PPIH Arab Saudi akan all out memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah haji Indonesia, terutama selama di Armina. 

“Kami PPIH Arab Saudi berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan khususnya di bidang perlindungan, keselamatan jiwa dari jamaah-jamaah kita, makanya kita beberapa kali evaluasi, beberapa kali kita survei ke lapangan ini demi rencana kita dengan pola gerak, gelar dan operasional, sehingga kita mampu meminimalisir kemungkinan-kemungkinan potensi-potensi rawan yang akan terjadi terhadap jamaah haji kita,” ulasnya. 

Gelar yang dilakukan, sambung dia, tentu sudah disingkronkan dengan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi melalui muassasah dan maktab. Dalam hal ini pihaknya akan berkonsentrasi penuh terhadap dua hal, yaitu rute melontar bagi keberangkatan jamaah maupun kepulangan jamaah dari jamarat serta waktu melontar yang sudah ditentukan Pemerintah Arab Saudi yang disampaikan melalui muassasah. 

“Makanya muassasah dan maktab-maktab sudah mengatur penjadwalan keberangkatan jamaah haji kita. Tinggal ini yang harus disampaikan oleh teman-teman media, disosialisasikan dengan segala potensi kita yang ada, media yang mampu sampaikan ke jamaah agar mereka konsisten dengan dua hal ini. Yang Pertama rute perjalanan yang ditentukan Pemerintah Arab Saudi, kedua waktu melontar yang juga sudah disampaikan Pemerintah Arab Saudi,” ujarnya. 

“Nah kalau sampai di jam-jam crowded ada jamaah kita yang lolos ini yang harus kita perhatikan, potensi rawan yang harus kita jaga itu di Mina al Madi di mana jamaah akan mengalir, di mana mereka akan mencari jalan,” imbuhnya. 

Sementara itu, Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat menyatakan gladi posko ini sangat krusial agar peristiwa musibah Mina pada tahun lalu tidak terulang. 

“Pentingnya gelar operasi di sini karena kita belajar dari pengalaman tahun lalu, kebetulan pak Jaetul Muchlis pelaku sejarah yang tahu betul akibat dari kondisi yang memilukan tahun lalu. Makanya beliau begitu intens, begitu perhatian, satu per satu termasuk rute diperhatikan, kemudian jam keberangkatan diperhatikan,” paparnya. 

Penekanan disiplin waktu dan kepatuhan terhadap rute melempar jumrah, kata Arsyad, menjadi materi penting yang harus disampaikan kepada setiap ketua kloter. Para ketua kloter, menurut dia, wajib hukumnya memegang jadwal yang sudah disampaikan oleh para pimpinan maktab. Mereka harus betul-betul memastikan para jamaah tidak melempar jumrah di luar waktu-waktu yang sudah ditentukan. 

“Artinya ada waktu-waktu yang tidak boleh, nah itu dilarang keras, mereka melakukan jumrah diwaktu-waktu tersebut meski ada pemahaman waktu afdol. Afdol kalau mengorbankan jiwa saya juga tidak setuju, tetap di perlindungan kita prioritaskan, itu yang kita utamakan,” pesannya. (Okezone.com)


Posting Komentar Blogger

 
Top