iklan

0
Pekerja berkumpul di Martin Place selama pengepungan di dekat Lindt cafe. Foto: AFP

Australia diguncang tragedi penyanderaan yang menewaskan dua sandera. Man Haron Monis (53), asal Iran, menyandera 40 pengunjung dan staf kafe Lindt di Sydney pusat, Senin sore (15/12).

Monis adalah seorang pengungsi asal Iran. Ia mendapat pembebasan dengan jaminan dalam sejumlah kasus kekerasan. Dalam penyanderaan itu ia memaksa sejumlah sandera untuk memampang bendera yang mirip dengan yang digunakan ISIS, bendera wana hitam bertuliskan kalimat syahadat dalam aksara Arab.  

Kepolisian Australia akhirnya menyerbu kafe di Sydney untuk mengakhiri pengepungan selama 16 jam. Pelaku dan dua sandera tewas. Sandera yang tewas diketahui sebagai seorang pria, 34, dan seorang perempuan, 38. Mereka dinyatakan meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit.

Tragedi ini kemudian menimbulkan trauma pada orang Islam yang ada di Australia. Mereka khawatir akan munculnya sentimen anti Muslim. 

‎Namun, dalam suasana ketakutan dan ketidakpastian, publik Australia telah bersatu bersama-sama untuk menunjukkan dukungan mereka bagi penduduk Muslim.

Dukungan untuk penduduk Muslim mulai muncul di social media dan meluas. Melalui twitter mereka mensupport dengan hashtag #illridewithyou yang mencapai 120.000 tweets pada Senin malam, ketika Australia mengambil ke putusan untuk melawan sentimen anti Muslim yang dimulai saat terjadinya pengepungan Martin Place tempat penyanderaan.

Seorang wanita muda Brisbane bernama Rachael Jacobs, nampaknya telah mengilhami kampanye melawan sentimen anti-Muslim itu setelah memposting status Facebook, setelah ia bertemu dengan seorang muslimah.

"...dan muslimah (mungkin) yang duduk di samping saya di kereta diam-diam menanggalkan jilbabnya (karena takut sentimen anti-Muslim -ed)," begitu di tulis Jacobs. 

Aku (Rachael Jacobs) berlari setelah dia turun di Stasiun Kereta. Aku berkata, "Pakai lah jilbab mu lagi.  Aku akan berjalan denganmu." Dia (muslimah itu) mulai menangis dan memeluk saya selama sekitar satu menit -kemudian berjalan pergi sendirian.

Status facebook yg menginspirasi ini cepat beredar pada media sosial yang akhirnya menginspirasi munculnya hashtag #illridewithyou (Saya Akan Naik/berkendara Bersama Anda). 

Editor Sydney TV, Tessa Kum, mengatakan dia kaget ketika dia membaca cerita Rachael Jacobs dan memutuskan untuk mengirim pesan berikut pada Senin sore:

"If you [regularly] take the #373 bus b/w Coogee/MartinPl, wear religious attire & don't feel safe alone: I'll ride with you," she wrote.

("Jika Anda memang rutin naik bus #373 ke Coogee MartinPl, memakai pakaian keagamaan & tidak merasa aman sendirian: Saya akan naik dengan Anda") 

Dia kemudian memposting status kedua, menampilkan hashtag #illridewithyou, maka dalam waktu itu juga telah menyebar luas di media sosial. Pengguna Twitter dari seluruh negeri Australia ramai-ramai menulis hashtag #illridewithyou dan menawarkan diri naik angkutan umum dengan Muslim yang merasa terintimidasi oleh sentimen anti Islam.

‎Kampanye secara luas ini dipuji di media sosial. "Hari ini kita disini untuk menunjukkan, Australia akan selalu bersama-sama dan mendukung satu sama lain," tulis satu pengguna Twitter.

Beberapa politisi, media terkenal dan bintang olahraga juga menunjukkan dukungan mereka untuk kampanye ini .

Protes ini tampaknya menggerakkan pemerintah dengan keluar nya pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott selama konferensi pers Senin nya.

"Australia adalah masyarakat yang damai, terbuka dan murah hati. Tak ada yang mampu mengubah itu," ujar Tony Abbot.

Posting Komentar Blogger

 
Top