iklan

0

Bahas tentang ridho yuk...

Misalkan kita nyuruh officeboy di kantor beliin sesuatu. Saat ada kembalian, kita bilang, "Udah buat mas aja." Lalu dia bertanya, "Ridho, pak?" Lalu kita mengiyakan, "Iya udah ambil aja."
Enak ya. Ringan. Rela.
Si officeboy juga senang.

Atau kita beli sesuatu, "Seratus ribu boleh ya Bang?"
Lalu yang jual ridho, "Ya sudah gapapa." katanya sambil tersenyum. Enteng aja buat dia.
Dan kita senang.

Itu misalnya ridho di antara kita.

Ridho kita kepada Allah Ta'ala berarti ridho dengan segala perintah dan laranganNya, ridho dengan segala pilihan dan ketetapanNya.

Lagi hujan deres, ban kempes, harus dorong. Ridhoooooo aja. Hati ikhlaaaas.
"Ga papa ya Allah, hamba ridho."

Anak sakit dirawat di rumah sakit. "Laa ba'sa, thahuurun, insyaa Allah."
Ngga apa-apa. Semoga menggugurkan dosa.

Begitu pun musibah-musibah lain.

Tengok betapa ridhonya 'Urwah bin Zubeir (beliau putra Zubeir bin Awwam, sahabat Nabi yang diberi kabar gembira masuk surga). Pada suatu malam beliau diamputasi kakinya karena sakit. Diriwayatkan di malam dia diamputasi, anak kesayangannya meninggal dunia. Dan beliau ridho dengan musibahnya yang bertubi-tubi. Kehilangan kaki sekaligus kehilangan anak.

Dan cita-cita tertinggi kita umat muslim, adalah ridho Allah Ta'ala kepada kita.

Allah Ta'ala berfirman,

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah ayat 100)

(Ardian Squ Candra)

Posting Komentar Blogger

 
Top