iklan

0



Bandung, izzamedia.com
Kurangnya paham kebangsaan bisa menimbulkan sikap intoleransi dan radikalisme. Hal ini dikatakan oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Barat Asep Irfan Mujahid di Sekretariat PW IPNU Jawa Barat di Jl Terusan Galunggung Bandung, Ahad (15/10).

Asep menerangkan, momentum hari Toleransi harus dijadikan titik tolak dimana pemahaman toleransi secara simultan bisa tersampaikan kepada semua pihak. Karena pentingnya nilai toleransi adalah jaminan keberlangsungan keberagaman yang merawat humanisme.

Pemuda Ciamis ini meneruskan, ada fenomena khusus yang terjadi sekarang ini karena rendahnya pemahaman nilai toleransi, yaitu merebaknya bibit gerakan radikal di kalangan pelajar. Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Mengeliminir hal ini salah satunya dengan mendorong internalisasi nilai toleransi di kalangan pelajar.

“Saat ini fakta bahwa anak muda sangat rentan dengan penetrasi radikalisme karena anak muda atau pelajar memiliki kecenderungan untuk menginternalisasi pandangan-pandangan radikalis yang di penetrasi oleh lingkungan terdekatnya,” jelasnya.

Temuan ini, tambahnya, tentu pada tingkat tertentu memerlukan penyikapan. Terlebih kesadaran keagamaan khususnya kesadaran keislaman yang tidak diimbangi dengan kesadaran kewarganegaraan yang memadai akan menjadi titik rawan bagi masuknya kelompok garis keras yang akan mentransformasikannya menjadi kekuatan Islam yang destruktif, intoleran dan membungkam keragaman.

“Untuk itu, solusinya harus ada upaya kampanye toleransi dengan cara kreatif dengan melibatkan pelajar dan anak muda untuk menyampaikan toleransi dan pesan-pesan damai. Dan pesan toleransi ini dikemas dengan cara yang popular karena para pemuda itu suka yang agak popular,” terangnya.


sumber: nu.or.id

Posting Komentar Blogger

 
Top