iklan

0


Surabaya, izzamedia.com – Musyawarah Nasional (Munas) IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang digelar tanggal 24-27 Agustus 2015 akhirnya selesai. Munas di Surabaya itu berjalan dengan baik dan menghasilkan sejumlah putusan.
Sidang pleno yang dibacakan Rabu (26/8/2015) malam melaporkan hasil-hasil sidang komisi yang digelar siang harinya. Salah satu hasil sidang komisi tersebut yakni “Taujihat Surabaya” terkait tema Munas: Islam Wasathiyah untuk Indonesia dan Dunia yang Berkeadilan dan Berkeadaban.
Dalam taujihat tersebut, peserta Munas MUI menilai umat Islam dewasa ini dihadapkan pada munculnya kelompok yang eksklusif, intoleran, kaku/rigid, mudah mengkafirkan orang dan kelompok lain.
Kelompok ini juga mudah menyatakan permusuhan dan melakukan konflik, bahkan kalau perlu melakukan kekerasan terhadap sesama Muslim yang tidak sepaham. Di sisi lain muncul kelompok yang cenderung permisif dan liberal.
Kemunculan kedua kelompok tersebut terkait banyak dengan pemahaman dan gerakan transnasional yang mengembangkan pengaruhnya di Indonesia. Penyebaran paham dan gerakan transnasional tersebut meningkat karena memanfaatkan alam kebebasan dan demokrasi di Indonesia.
Selain itu, peserta Munas merasa perlu mewaspadai penyebaran paham dan gerakan ideologis seperti komunisme, kapitalisme, neoliberalisme dan globalisme di Tanah Air. Paham dan gerakan-gerakan ideologis ini selain tidak sesuai dengan Islam juga mengancam eksistensi Pancasila dan NKRI. 
Keberadaan kelompok-kelompok tersebut tidak sesuai bahkan bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad S.a.w yang dirumuskan dalam Piagam/Mitsaq al-Madinah (Konstitusi Madinah) di negara Madinah. Selain juga bertentangan dengan realitas sosial bangsa Indonesia yang majemuk ditinjau dari berbagai aspek dan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.


sumber: islaminesia.com

Posting Komentar Blogger

 
Top