iklan

0



Jakarta, izzamedia.com
Perkembangan Islam di Eropa meski tidak signifikan, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebut saja Jerman, Inggris, Perancis, Rusia, dan Turki adalah negara-negara yang jumlah pemeluk agama Islam semakin bertambah. Sedangkan Islam yang hari ini identik dengan kekerasan, seperti yang digambarkan di tanah kelahirannya Timur Tengah. Membuat keresahan tersendiri bagi negara-negara eropa.

Demikian disampaikan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend saat berkunjung ke Kantor PBNU jalan Kramat Raya nomor 164 Jakarta untuk berdiskusi terkait Islam itu sendiri, Jumat (06/11). Dalam pertemuan ini kedua pihak berbicara banyak tentang radikalisme yang mengatasnamakan Islam. Tentang anak muda yang ikut perang.

Vincent mengatakan, alasan pemilihan Indonesia bukan tanpa dasar. Pasalnya Indonesia negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, yang di dalamnya juga banyak, bukan saja agama tetapi juga ras, suku dan budaya. Indonesia telah membuktikan mampu menjaga perdamaian dan hidup bisa berdampingan. “Harusnya Indonesia menjadi role mode dunia mengenai cara berislam yang benar,” tuturnya.

Di kesempatan ini Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa kekerasan atau radikalisme yang mengatasnamakan Islam bukanlah original pemikiran umat Islam. “Sebab Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan,” ujarnya.

Sebab itu, Kang Said mengatakan untuk menangkal itu semua, terutama NU, membekali pendidikan kepada kader-kader sampai ke pelosok-pelosok desa agar tetap memegang paham Sunni yang moderat. Ia menganjurkan Dubes Uni Eropa melakukan hal yang sama di dunia barat. “Memberikan pendidikan Islam yang benar kepada imam-imam masjid,” tutupnya.

Dalam pertemuan ini tampak Waketum PBNU H Slamet Effendi Yusuf, Sekjen PBNU Helmi Faisal Zaini, Ketua PBNU KH Marsyudi Syuhud, Bendahara Umum Bina Suhendra, dan Wasekjend PBNU Imam Pituduh.


sumber: nu.or.id

Posting Komentar Blogger

 
Top