By: Nandang Burhanudin
*****
Di hampir semua episode, pelakon penonton dan komentator selalu lebih "tidak sabar"
dibanding pemain atau pelaku di medan laga. Bahkan seorang Messi yang sudah berkali-kali mendapatkan penghargaan dunia, akan dianggap bodoh oleh para komentator dan penonton, hanya karena pernah satu kali gagal mengeksekusi pinalti.
Begitupun dengan kita dalam menyikapi tragedi politik dan kemanusiaan di Mesir. Kita akan bertanya an menulis status dengan Capslock: "masalahnya apa DEMONSTRASI di MESIR yg mendukung Ust Mursi termasuk yg mendapat PAHALA SYAHID ??? kalo sama2 dibantai, LEBIH BAIK angkat senjata sama2 dg GERAKAN ISLAM lainnya, shg JELAS statusnya, BERPERANG dg orang KAFIR LAKNATULLAH 'ALAIH yg merebut pemerintahan Islam."
Sebuah pernyataaan yang sangat nampak mengkerdilkan peran Jihad Siyasi, dan menyalahkan mengapa Ikhwanul Muslimin tidak mengangkat senjata?
Tak lama saya mendapatkan jawaban langsung yang menusuk jantung saya sendiri. "Ya Burhan...saya nasihati antum dan saudara-saudara di Indonesia, agar tidak pernah putus asa dengan apa yang terjadi di Mesir. Bersikaplah dengan benar. Sikapmu tergantung sejauhmana penghayatanmu terhadap Al-Qur'an."
Saya tertegun saat dijelaskan panjang lebar, tadabbur ayat yang sebenarnya sering dibaca berkali-kali. "Kok sampai sejauh itu ya penghayatannya? SubhabaLlah!", guman hati saya.
Singkat cerita, Ikhwanul Muslimin tetap komitmen dengan pilihan: Silmiyyatunaa aqwaa minarroshosh. Jalan damai kami jauh lebih kuat daripada senjata. Bahkan Ikhwan berhasil memahamkan faksi Jamaah Islamiyyah untuk menahan diri.
Kita sebagai penonton akan kembali bertanya, "Sampai kapan menahan diri?" Hingga sel-sel lemak kezhaliman mengeluarkan tetes terakhir dari kezhalimannya, yang InsyaAllah tak akan terlalu lama.
Ikhwanul Muslimin paham betul, jika terpancing angkat senjata, maka Mesir akan menjadi Syiria Jilid II. Setelah 150.000 nyawa melayang, apa yang didapatkan? Hanya kehancuran.
Akan ada lagi yang komentar, Ikhwan hanya mengorbankan rakyat biasa bukan kadernya! Pernyataan yang tutup mata dengan kenyataan. Justru yang sekarang demo di Mesir, bukan lagi didominasi kader-kader Ikhwan. Tapi sudah didukung masyarakat luas yang merasakan kebaikan kader-kader Ikhwan.
Jadi mari kembali kepada Al-Qur'an. Baca. Hafalkan dan tadabburi!
(muslimin/izzamedia)