iklan

0

Sahabatku yang powerful, apa kabar bahagia Anda hari ini?

Semoga sapa saya ini menjumpai Anda dalam kedamaian, kesejahteraan dan kebahagian bersama orang-orang yang Anda cintai. Dalan tulisan ini, izinkan saya mengupas tentang LEVEL REZEKI. Mari kita mulai!
Tuhan memberikan rezeki kepada manusia untuk menopang aktivitas peribadatan. Rezeki tersebut turun dalam 3 tingkatan dengan tujuan khusus sebagai berikut:
  1. Rezeki yang dijamin untuk kelangsungan hidup
  2. Rezeki yang digantungkan untuk kekayaan hidup 
  3. Rezeki yang dijanjikan untuk keberkahan hidup

Mari kita selami lebih dalam ke-3 tingkatan rezeki di atas!

1. Rezeki untuk kelangsungan hidup 

Rezeki pada level dasar ini diturunkan Tuhan untuk menjamin kelangsungan hidup makhluk-Nya. Rezeki ini pemenuhannya DIJAMIN oleh Tuhan, sehingga kita tidak perlu merisaukannya. Masuk kategori rezeki yang dijamin Tuhan adalah makan, minum, pakaian dan tempat tinggal.

Rezeki ini memastikan binatang melata (reptil) yang memiliki batasan gerak pun bisa menlangsungkan hidup. Silakan Anda perhatikan cicak yang hanya ngedeprok di dinding. Meski makananya nyamuk yang mampu bergerak lebih lincah dan bebas, namun selalu bisa ditangkap oleh cicak dengan gerakan yang sangat terbatas. Sehingga tidak pernah kita jumpai cicak yang stres karena kelaparan. Tumbuhan juga bisa berlangsung kehidupannya dengan rezeki level ini. 

Bagaimana dengan manusia? Mudah saja, bagi yang malas, duduk saja di tempat yang strategis (banyak dikunjungi orang) sambil menegadahkan tangan, pasti ada yang ngasih duit tanpa harus bekerja. Atau lakukan tindak kriminalitas yang menyebabkan Anda masuk penjara. Disana Anda dapat makan gratis, pakaian gratis bertuliskan: “Tahanan Polres X” dan tempat tinggal gratis yaitu hotel Prodeo. Saya tidak menyarankan 2 cara terakhir bagi keberlangsungan hidup Anda. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa untuk rezeki yang dijamin Tuhan, manusia tanpa bekerja pun bisa mendapatkannya. Jadi yang perlu dirisaukan adalah apakah yang Anda kerjakan memberikan kebaikan bagi kehidupan dan manfaat yang besar bagi sesama, bukan berapa banyak makanan, pakaian, rumah yang bisa Anda beli. Sebab itu sudah Tuhan jamin.

Jadi, rezeki pada level ini khusus diperuntukkan bagi tumbuhan dan binatang melata yang memiliki keterbatasn dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga Tuhan menjaminnya.

2. Rezeki untuk kekayaan hidup 

 Level rezeki berikutnya adalah rezeki yang perolehannya digantungkan pada upaya makhluk. Pada level ini, Tuhan mengizinkan manusia untuk menentukan besar kecilnya rezeki yang bisa diakumulasikannya. Golongan burung dan mamalia mendapatkan rezeki pada tingkatan ini. Burung harus terbang meninggalkan sarang di pagi hari dan pulang kembali dengan perut kenyang beserta makanan untuk anak-anaknya. Demikian pulan harimau dan binatang mamalia lain harus keluar dari sarangnya untuk berburu makanan. Kecuali binatang yang diternakan.

Bagaimana dengan manusia? Pada level rezeki inilah tersingkap jawaban mengapa Tuhan yang maha adil dalam memberikan rezeki kepada manusia, namun realita yang ada menampilkan sekelompok orang kaya dan mayoritas orang miskin. Ya, jawabannya adalah upaya manusia dalam mengakumulasikan & mengalirkan rezeki yang menciptakan kelompok kaya dan miskin. 

Masuk kategori rezeki level #2 diantaranya kesejahteraan, pengaruh, dan prestasi. Mereka yang bekerja dengan keras dan cerdas akan lebih sejahtera daripada yang malas dan berpangku tangan. Pemimpin yang aktif memperjuangkan dan peduli pada kesejahteraan rakyat misalnya akan memiliki pengaruh lebih kuat dibandingkan pemimpin yang asyik dengan kepentinganntya sendiri. Individu-individu yang terus berjuang dengan konsisten dan cerdas lebih berprestasi daripada individu yang mudah menyerah dan cengeng. Itulah keadilan, Tuhan memberikan apa yang diupayakan manusia berdasarkan kuantitas dan kualitas upayanya. 
Jadi, jika Anda sampai hari ini belum sejahtera, berpengaruh dan berprestasi apa yang harus Anda lakukan?

3. Rezeki untuk keberkahan hidup 

Rezeki level ke-3 ini hanya diperuntukkan bagi manusia dan merupakan mata rantai penghubung keberlangsungan siklus rezeki. Apa maksudnya? Izinkan saya menjelaskannya!

 Jika rezeki yang diperuntukkan untuk kekayaan hidup berhubungan dengan JUMLAH rezeki seperti ukuran kesejahteraan, besarnya pengaruh dan tingginya prestasi. Lain halnya dengan rezeki untuk keberkahan hidup yang lebih mengacu kepada MANFAAT yang bisa dikontribusikan dari jumlah rezeki tersebut.

Berikut ini saya berikan contoh untuk memperjelasnya.
Orang dengan penghasilan 1,2 milyar/tahun dibandingkan yang berpenghasilan 60 juta/tahun, lebih sejahtera mana? Anda pasti menjawab yang pertama, demikian pula saya. Mengapa? Karena yang kita bandingkan adalah JUMLAHNYA. Namun, mana yang lebih berkah hidupnya? Apakah yang pertama? Belum tentu. Kok bisa? 

Begini logikanya. Jika orang pertama yang berpenghasilan 1,2 M/tahun menderita suatu penyakit aneh, dia sudah mondar-mandir berobat ke luar negeri dengan uangnya yang banyak namun tidak kunjung sembuh. Di sisi lain anaknya ada yang menjadi pecandu narkoba, istrinya selingkuh. Bukankah uang yang bayak tersebut tidak bermanfaat untuk memberikan kesembuhan baginya. Uangnya tidak bisa menjadikan anaknya bebas narkoba dan sekali lagi uang dan hartanya tidak menjadikan istrinya setia. Ada apa dengan ini semua? Boleh jadi, hartanya ini tidak berkah. Artinya tidak bermanfaat untuk menciptakan kehidupan yang baik dan mulia bagi pemiliknya. Inilah contoh dari orang yang berlimpah harta namun hartanya tidak berkah. Bagaimana dengan masyarakat yang hidupnya berkah?

Berikut ini saya hadirkan contohnya! Dalam film anak-anak: LITLE KHRISNA, ada sebuah desa bernama Vrindafan, tempat dimana Khrisna tumbuh dan dibesarkan. Apa yang dihasilkan oleh bumi Vrindafan berupa tanah yang subur, sungai yang bersih dan melimpah airnya dinikmati dan dipersembahkan kembali kepada Sang Pencipta, itulah pengundang bagi turunnya berkah di bumi Vrindafan. Vrindafan diberkati dengan alam yang indah dan kehidupan warga yang damai. 

Lalu, tadi bapak mengatakan, bahwa rezeki level #3 ini menjadi mata rantai bagi keberlangsungan siklus rezeki, itu belum dijelaskan. Ok? Trimaksih telah mengingatkan. Saat Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu digunakan manusia untuk menopang hidupnya. Saat manusia merespon dengan mempersembahkan kembali kepada sang pencipta atau dengan bersyukur, maka Tuhan akan merespon dengan menurunkan rezeki ke bumi. Bumi pun diberkati dan rezeki akan turun lagi dengan lebih melimpah. Sebaliknya, jika manusia mengingkarinya, maka azab Tuhanlah yang turun. Jadi ciptakanlah keberkahan hidup untuk memastikan siklus rezeki terus berlangsung.

Salam Powerful,  Edi Susanto


Author : EDI SUSANTO, BUSINESS OWNER Bimbingan Belajar Antusias, Sugihnom University, Griya Motivasi. - WRITER @ (Simbiosa, Juli 2009)-  (Gramedia, Maret 2011)-(Elexmedia, Juni 2011)-(Diva Press, Januari 2012)- (Galang Press, 2012)- (Grasindo, 2012), TRAINER & KONSULTAN: 1. Motivasi, 2. Marketing, 3. Selling, fb : edisusanto.dahsyat

Posting Komentar Blogger

 
Top