Islamedia - Terkait berita yang diturunkan redaksi ISLAMEDIA mengenai Syabab HTI Menjadi Caleg Partai NASDEM, saudara Muhammad Rais yang dimaksud dalam berita tersebut
melayangkan surat bantahan kepada redaksi ISLAMEDIA. Muhammad Rais membantah perihal keanggotaannya di tubuh HTI, meskipun dirinya pernah menjadi Ketua Gema Pembebasan di level komisariat hingga wilayah provinsi. Berikut hak jawab saudara Muhammad Rais yang kini menjadi Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta 2 No.Urut 4, terhadap berita yang dimuat dalam ISLAMEDIA pada tanggal 3 Januari 2014 :
Bismillah...
“Yang paling dikasihi oleh Allah di antara kamu adalah : mereka yang baik akhlak, yang merendahkan sayapnya (diri), yang suka dengan orang dan yang disukai orang. Manakala yang dimurkai oleh Allah adalah : mereka yang pergi membawa fitnah, yang menceraiberaikan di antara saudara dan mencaci orang yang tidak berslah akan kesalahannya” (Hadith riwayat At-Tabharani dan Abu Hurairah Radiyallahu 'anhuma)
Bersama ini kami kirimkan klarifikasi atas munculnya berita yang berjudul Klarifikasi 'Syabab Hizbut Tahrir Menjadi Caleg DPR RI dari partai NasDem'.
Tujuan kami mengirimkan klarifikasi ini agar kiranya dapat dimuat guna memperbetulkan apa yang salah, menambah apa yang kurang dalam berita tsbt.
Saya selaku pihak yang di dzolimi sudah selayaknya memberikan perlawanan. Dan apa yang saya mampu adalah dengan memberikan klarifikasi.
Jika sekiranya klarifikasi saya ini tak di indahkan maka saya masih mempunyai Allah yang dipengadilan-Nya nanti saya akan meminta pertanggungjawaban kepada pembuat berita dan yang bekerjasama dengannya atas pemberitaan tersebut.
Jazaakumullahukhoirol jaza'
Wallahuta'ala a'lam
Klarifikasi " Syabab Hizbut Tahrir Menjadi Caleg DPR RI dari partai NasDem "
Membaca berita dengan judul " Syabab Hizbut Tahrir Menjadi Caleg DPR RI dari partai NasDem " yang dimuat www.islamedia.web.id pada hari Jumat tanggal 3 Januari 2013, saya merasa perlu untuk melakukan klarifikasi terhadap pemberitaan tersebut agar pembaca mendapatkan informasi yang lengkap dan berimbang.
1). Saya menyayangkan portal online sebesar islamedia memuat berita dengan tidak mengindahkan etika jurnalisme secara profesional. Islamedia memuat berita begitu saja tanpa menyebutkan identitas 'narasumber' dan tidak pula mencoba melakukan cross check kepada saya (selaku yang diberitakan).
2). Saya adalah benar, seorang yang setuju dengan ide yang diperjuangkan oleh kawan-kawan di Hizbut Tahrir Indonesia. Saya setuju dengan cita-cita penerapan syariat Islam. Syariat Islam yang saya pahami bukan hanya 'doktrin' agama tapi juga memberi banyak manfaat untuk segenap ummat manusia baik muslim maupun non-muslim. Meski setuju dengan konsep penerapan syariat Islam, namun saya tidak sependapat dengan kawan-kawan HTI yang memilih berjuang di luar sistem. Kemudian perlu diingat bahwa 'setuju' terhadap ide dari sebuah organisasi atau pergerakan, bukan berarti kita otomatis menjadi anggota dari organisasi tersebut. Seperti halnya saya -Muhammad Rais- yang setuju dengan ide penegakan syariat Islam yang diusung oleh teman-teman HTI, bukan berarti saya otomatis adalah anggota HTI. Dan perlu diingat bahwa HTI adalah bukan satu-satunya organisasi yang memperjuangkan syariat Islam. Ada banyak gerakan dakwah yang memiliki cita-cita yang sama untuk menerapkan syariat Islam meski dengan jalan berbeda misalnya KPPSI, Wahdah Islamiyah, Muhammadiyah, NU, Jamaah Tabliq, dll. Dengan demikian, saya menantang kepada penulis untuk membuktikan apakah benar saya anggota HTI? Kapan saya bergabung menjadi anggota HTI? Apakah ada bukti keanggotaan seperti KTA HTI yang mencantumkan nama saya, ataukah ada semacam tanda register/pendaftaran saya sebagai anggota HTI? Saya tegaskan sekali lagi bahwa saya TIDAK PERNAH mendaftar sebagai anggota HTI.
3). Saya adalah benar pernah menjabat sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) FISIP UNHAS. Pendiri dan presiden Partai Bintang Raya UNHAS. Ketua Gema Pembebasan Komisariat UNHAS dan Ketua Gema Pembebasan Wilayah Sulawesi Selatan. Namun, saya tergabung di Gema Pembebasan karena organisasi ini adalah organisasi yang terbuka untuk mahasiswa muslim, tanpa mensyaratkan bahwa yang bersangkutan HARUS menjadi anggota HTI terlebih dahulu sebelum masuk Gema Pembebasan. Oleh karena sifat terbuka -dan tanpa persyaratan- tersebut, maka saya bergabung di Gema Pembebasan dan selanjutnya terpilih menjadi ketua di level komisariat hingga wilayah propinsi. Saya menduduki posisi ketua sesuai mekanisme pemilihan layaknya di organiasi lain. Namun saya tetap ingin tegaskan bahwa memang saya akui jika banyak aktivis Gema Pembebasan yang juga aktif di HTI. Tapi tidak benar jika dikatakan bahwa aktivis Gema Pembebasan adalah harus anggota HTI. Sebagaimana teman-teman KAMMI yang berafiliasi dengan PKS, IMM yang ada afiliasi dengan PAN, kader HMI yang sudah banyak menjadi anggota DPR RI dari Golkar, serta organisasi kemahasiswaan lain yang juga berafiliasi dengan partai politik tertentu. Bagi saya -di masa lalu- Gema pembebasan adalah organisasi kemahasiswaan biasa seperti organisasi kemahasiswaan yang lain yang menjadi wadah berkumpul dan berjuang bagi mahasiswa muslim. Jadi sebuah kekeliruan dan kesalahan besar jika dikatakan bahwa Gema Pembebasan adalah anak kandung HTI. Yang benar adalah Gema Pembebasan memiliki afiliasi politik dengan HTI dalam aspek tertentu.
4). Pernyataan di akhir berita bahwa Rais sudah 'ditendang' oleh syabab HTI karena membelot ke jalan demokrasi adalah pernyataan yang keliru, dangkal, dan menyesatkan. Sebagaimana di awal saya telah sebutkan bahwa saya tidak pernah mendaftar sebagai anggota HTI, sehingga tentu saya juga tidak perlu dipecat, ditendang ataupun mengundurkan diri. Wong saya memang tidak pernah mendaftar menjadi anggota.
5). Hizbut Tahrir dan Partai NasDem adalah sama-sama partai politik. HTI partai politik yang 'tidak mau' ikut dalam pemilu di Indonesia, sementara Partai NasDem adalah partai politik yang bercita-cita mewujudkan gerakan perubahan restorasi Indonesia yang saat ini sudah terdaftar sebagai satu-satunya partai baru yang lolos menjadi peserta pemilu 2014. Saya bergabung di partai NasDem dan sekarang menjadi caleg partai NasDem DPR RI dapil DKI Jakarta 2 nomor urut 4, karena saya setuju dengan ide dan perjuangan partai NasDem untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih maju, berdaulat secara politik, dan mandiri dalam ekonomi. Semoga!
Muhammad Rais Ketua DPLN Partai NasDem Malaysia Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta 2 No.Urut 4 Email: nasdemmalaysia@yahoo.com