iklan

0

BAGI pasangan suami-istri, jima adalah kebutuhan. Semakin bertambah usia pernikahan, maka jika akan menjadi semakin biasa dan mungkin bisa jadi berubah menjadi kewajiban dalam kebutuhan, atau sebaliknya kebutuhan dalam kewajiban.

Maka tidak heran jika jima juga membutuhkan persiapan. Bukan hanya teknis, tapi secara psikologis dan perencanaan. Mengapa begitu? Jima biasanya hanya akan ditentukan oleh suami, seberapa lama  berlangsung dan sebagainya. Sebaliknya, istri—seperti kita ketahui—hanya “menunggu” sampai suami selesai, biasanya. Jadi dalam hal ini, perlu kiranya seorang suami mengatur ritme aktivitasnya di tempat tidur bersama istri.

Lantas, apa saja kiranya yang membuat jima mempunyai “nafas” yang agak panjang?

Jeda

Ketika berjima, hendaknya jangan terlalu menggebu-gebu. Selama jima berjalan, cobalah istirahat atau ambil jeda sejenak. Ini dilakukan tentu saja jika waktu yang ada agak lama.

Jangan memakai “doping”

Medis sebenarnya sudah lama mengenyahkan soal khasiat pil ataupun “doping” apapun itu untuk menjaga aktivitas jima. Cobalah mulai berolah raga untuk mendapatkan stamina yang cukup.

Tenang

Inilah mungkin yang harus selalu diperhatikan oleh semua suami. Dalam pernikahan yang sah, apa yang perlu diburu-buru? [islampos/izzamedia]

Posting Komentar Blogger

 
Top