Rembang, izzamedia.com
Terbitnya Surat
Edaran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Nomor 420/006752/2015 tentang
penyelenggaraan sekolah lima hari di seluruh Kabupaten se-Jateng
membuat pelajar dan santri di Lasem melakukan aksi protes.
Pada Ahad (27/9) pagi sedikitnya seribu pelajar sekolah NU dan santri
sejumlah pondok pesantren menggelar apel serta deklarasi penolakan
terhadap kebijakan tersebut yang mulai diujicobakan di beberapa daerah.
Khoirul Anwar, pengurus Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar NU (IPNU) Lasem
berpendapat, jika sekolah lima hari diterapkan dan siswa harus berangkat
pagi pulang sore, kemungkinan besar mereka tidak mempunyai waktu
belajar di madrasah atau mengaji.
Menurut Anwar, kebijakan
tersebut merugikan anak. Karena, tambahnya, bila pelajar dipaksa belajar
hingga sore hari, dengan sendirinya waktu untuk mereka mengaji juga
terkurangi.
"Kalau sekolah cuma lima hari, kami sebagai
pelajar akan merasa dirugikan. Apalagi kalau mereka sampai tidak bisa
sekolah madrasah, tentu akan lebih merugikan lagi. Jika kepandaian tidak
dibekali dengan akhlak yang baik besar kemungkinan akan melahirkan
koruptor,” tuturnya.
Sebagai simbol penolakan, seribu pelajar
menandatangani lembaran kain putih 1 kali lima meter. Mereka berharap,
dengan adanya aksi ini, Gubernur Jawa Tengah mau meninjau ulang surat
edaran, yang disebut sebagian pihak dibuat secara sepihak oleh Ganjar
Pranowo.
sumber: nu.co.id
Posting Komentar Blogger Facebook