Jakarta, izzamedia.com
– Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih tengah berada di
Masjidil Haram saat crane jatuh. Saat itu, Lana sedang salat Ashar di
lantai dua tempat ibadah khusus wanita. Ia mengatakan badai terdengar
cukup keras di tempatnya beribadah.
Lana
dan jemaah lainnya dilanda kepanikan ketika mengetahui ada crane jatuh.
Meski berjarak cukup jauh dari lokasi kejadian, suara jatuhnya crane
terdengar keras. “Bruk…. keras sekali,” kata Lana melalui pesan singkat,
Sabtu, 12 September 2015.
Walau panik, jemaah keluar masjid tanpa terdengar teriakan. Semua
keluar dengan tertib. “Aksi penyelamatannya cepat,” kata dia. Jemaah
sudah pasrah. Sebagai umat muslim, kata Lana, melanjutkan banyak yang
mau meninggal di Masjidil Haram. Apalagi kejadiannya hari Jumat. “Insya
Allah kusnul khatimah dan disalatkan Imam Besar Masjidil Haram,” kata
Lana.
Ia juga mengabarkan butuh waktu sekitar 10 menit untuk keluar Masjidil
Haram melalui pintu yang jumlahnya banyak. Badai besar yang disertai
hujan deras dengan butir-butir kecil es serta angin kencang dan suara
gemuruh itu berlangsung sore sekitar pukul 17.00.
Badai melanda Kota Suci Mekkah Al Mukarammah itu berlangsung hingga
pukul 21.00 waktu Arab Saudi. Saat itulah crane, alat berat konstruksi
perluasan bangunan masjid, jatuh dan menimpa eamaah.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan ada 20 jamaah calon
haji Indonesia menjadi korban luka dan satu jamaah meninggal akibat alat
berat jatuh di Masjidil Haram, Jumat, menyusul hujan deras disertai
angin kencang.
“Kejadian ini memang luar biasa,” ujar Amirul Hajj itu, dalam
pembicaraan via telepon dengan tim Media Center Haji (MCH) di Mekkah,
Jumat malam. Ia membenarkan akibat hujan deras dan angin kencang di
Mekkah, alat berat yang digunakan untuk perluasan Masjidil Haram
terjatuh.
“Ada jemaah Indonesia sebanyak 20 orang yang terluka dan sudah dibawa
ke rumah sakit di Jiyad, Arab Saudi,” kata Menteri Lukman. Selain itu,
kata dia, ada satu jemaah yang meninggal namun masih membutuhkan data
detil terkait nama dan embarkasi.
“Keluarga di Indonesia harap tetap tenang karena korban luka sudah
ditangani dokter yang profesional,” ujarnya. Menteri Agama juga
mengimbau agar jemaah yang akan melaksanakan umrah qudum (kedatangan) menunda dulu ibadahnya sampai situasi di Masjidil Haram dinyatakan aman.
Posting Komentar Blogger Facebook