iklan

0
Tetap Tenang Ketika Butuh Dana Mendesak? Ini Rahasianya
Foto: Istimewa
Jakarta, IZZAMEDIA.com - Pernahkah kendaraan anda tertabrak atau ditabrak? Pernahkah anda mengalami kondisi di mana anak anda tiba-tiba sakit di tengah malam dan harus masuk rumah sakit? Pernahkah anda mengalami kondisi di mana salah satu keluarga anda meninggal? Dengan menghadapi kondisi tersebut, biasanya kita mengalami kepanikan dan mungkin anda menganggap kondisi-kondisi tersebut sebagai situasi dengan kategori darurat.

Anda pasti setuju, ketika anda menabrak kendaraan atau kendaraan anda ditabrak, maka anda butuh biaya untuk membetulkan kendaraan anda atau mengganti biaya perbaikan kendaraan yang anda tabrak. Begitu pun ketika anda dihadapkan pada kondisi anak anda harus masuk rumah sakit, anda pasti butuh biaya rumah sakit. Apalagi ketika salah satu keluarga anda meninggal, pasti anda membutuhkan banyak sekali biaya untuk berbagai macam kebutuhan.

Ketika dihadapkan dengan kondisi darurat dan kepanikan, anda diharuskan mengambil keputusan dengan cepat. Bayangkan salah satu kondisi di atas tadi, misalnya anak anda sakit dan harus dibawa masuk ke rumah sakit, keputusannya tentu anda akan membawa anak anda ke rumah sakit bukan? Lalu, anda tidak memiliki sejumlah dana untuk membiayai rumah sakit, pertanyaannya: ke mana anda mencari sumber dana? 

Kebanyakan orang, ketika dihadapkan pada kondisi di mana seseorang tersebut membutuhkan biaya dalam waktu yang cepat biasanya akan mencari dua hal, yang pertama adalah pihak yang bisa diutangi, dan yang kedua adalah mencairkan aset/investasi yang mereka miliki. Sekilas, dua hal ini adalah solusi paling mudah bagi anda untuk menghadapi kondisi tersebut. Tetapi, apakah anda sadar bahwa ada utang yang harus bayar di kemudian hari? Apakah anda sadar anda harus merelakan aset/investasi yang telah anda kumpulkan bertahun-tahun untuk menutupi kebutuhan anda yang mendesak?

Sebetulnya, semua kembali kepada pilihan dari anda sendiri. Ketika anda menghadapi kondisi darurat, apakah anda memilih untuk berutang ataupun menjual aset/investasi anda. Namun anda juga harus mengetahui konsekuensi dari pilihan anda. Ketika anda berutang, maka utang tersebut akan membebani cashflow bulanan anda, utang tersebut akan menambah cicilan-cicilan anda di samping cicilan bulanan untuk rumah, cicilan bulanan untuk kendaraan dan cicilan lainnya.

Begitu pun ketika anda memilih untuk menjual aset/investasi anda. Ketika anda menjual aset/investasi anda, maka secara langsung jarak antara anda dengan tujuan keuangan anda semakin jauh. Contoh paling mudah adalah: Anda telah mengumpulkan logam mulia sejumlah Rp 20 juta untuk DP rumah, lalu anda dihadapkan pada kondisi darurat dan anda memilih untuk menjual logam mulia tersebut, maka di sini anda akan semakin jauh dengan tujuan anda memiliki rumah.

Lalu, bagaimana agar kita terhindar dari kondisi tersebut? Jawabannya dapat dianalogikan seperti ini: Anda akan bepergian, biasanya ada beberapa hal penting yang dipersiapkan, salah satunya adalah charge handphone sampai penuh karena anda takut kehabisan daya baterai dan tidak bisa berkomunikasi dengan kolega anda. Nah, sebagai antisipasi bila daya baterai handphone habis, maka anda juga akan membawa powerbank. Persis seperti analogi handphone dan powerbank. Begitu pula sebetulnya yang harus anda persiapkan dalam hal keuangan. Anda haruslah memiliki 'antisipasi' yang disebut 'dana darurat'.

Dana darurat adalah dana yang harus kita kumpulkan untuk menutupi kebutuhan yang sifatnya sangat darurat. Beberapa kebutuhan darurat di antaranya adalah sakit, kecelakaan dalam perjalanan, keluarga meninggal dunia. Seperi halnya powerbank , dana darurat hanya dipakai dalam kondisi darurat dan harus kembali diisi ketika sudah dipakai agar kita bisa memakainya kembali sebagai 'back up' dalam kondisi darurat.

Selain itu, kembali pada analogi handphone dan powerbank tadi, pemilihan jenis powerbank pun penting agar tidak merusak handphone itu sendiri. Dalam hal keuangan, harus diingat bahwa dana darurat haruslah disimpan dalam produk keuangan yang mudah dicairkan, mudah diakses, dan relatif aman. Harus juga diingat bahwa dana darurat bukanlah kartu kredit.

Tentu anda tetap ingin tenang ketika menghadapi kondisi darurat bukan? Pasti anda tidak mau berutang untuk menghadapi kondisi darurat yang anda alami? Apalagi harus menjual aset/investasi yang telah anda kumpulkan bertahun-tahun? Oleh sebab itu, selain memperbaiki cashflow bulanan dan melunasi utang, mulai sekarang baiknya anda juga mengumpulkan sejumlah dana agar anda tetap tenang ketika menghadapi kondisi darurat. (Detik.com)

Posting Komentar Blogger

 
Top