izzamedia: Travel

Jelang Asian Games, Sumsel Promosikan Wisata Sungai

0 NEWS, Travel

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDKODIkWhUx7zF-lbhyoZo9_yrEgvjTB2BoHPZTQPdpAf5V6SYKxCPOOVb9SOi6m14yeCxxPeVEGfMgHOB4vmXaoprwU4fCLlw9WO35M3fwQZDcDfq_KKiBZ-TLZ9PgBx36wd8ZIeMWQM/s1600/1602462sungai-musii780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Jelang Asian Games, Sumsel Promosikan Wisata Sungai" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDKODIkWhUx7zF-lbhyoZo9_yrEgvjTB2BoHPZTQPdpAf5V6SYKxCPOOVb9SOi6m14yeCxxPeVEGfMgHOB4vmXaoprwU4fCLlw9WO35M3fwQZDcDfq_KKiBZ-TLZ9PgBx36wd8ZIeMWQM/s640/1602462sungai-musii780x390.jpg" title="Jelang Asian Games, Sumsel Promosikan Wisata Sungai" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: medium; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Siluet saat senja di Jembatan Ampera yang melintang di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (5/8/2016). Sungai Musi menjadi bagian dari kehidupan warga Palembang dengan sejumlah akar budaya yang terdapat di sepanjang aliran sungai.</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>PALEMBANG, IZZAMEDIA.com</b> - Menjelang pelaksanaan Asian Games XVIII di Palembang tahun 2018, Provinsi Sumatera Selatan gencar mempromosikan beberapa destinasi wisata sungai untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Irene Camelyn Sinaga di Palembang, Senin (10/10/2016), mengatakan promosi ini sangat penting. Untuk itu, pemprov akan menggandeng agen perjalanan untuk mempromosikan destinasi wisata Sumsel dalam berbagai paket wisata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, pemprov dalam dua tahun ke depan akan fokus membenahi infrastruktur dan fasilitas pendukung pariwisata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Provinsi Sumatera Selatan mengharapkan pemerintah mempercantik sarana dan prasarana di lokasi wisata Kota Palembang untuk menambah nilai jual di tengah tingginya persaingan pada sektor pariwisata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah seorang anggota pengurus Asita Sumsel bidang promosi, Ari Afrizal mengatakan sebagian besar lokasi pariwisata di Palembang belum dikemas secara maksimal dari sisi infrastruktur, sehingga kurang menimbulkan kesan mendalam bagi para wisatawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTtz4tTcvqysemFAdeSRwYmdheNcLH3_yWNAGYhG2RFtjH15zLonF74K9QO7rcpmbwiEYTQMD18gpEvBbBM_cWIq582bsDnXzQWhf5uZDBfB2AgacclFlqJ1t-zmLaqjk9WHdb8swKeOk/s1600/1705107kemaroo1780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Jelang Asian Games, Sumsel Promosikan Wisata Sungai" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTtz4tTcvqysemFAdeSRwYmdheNcLH3_yWNAGYhG2RFtjH15zLonF74K9QO7rcpmbwiEYTQMD18gpEvBbBM_cWIq582bsDnXzQWhf5uZDBfB2AgacclFlqJ1t-zmLaqjk9WHdb8swKeOk/s640/1705107kemaroo1780x390.jpg" title="Jelang Asian Games, Sumsel Promosikan Wisata Sungai" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: medium; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pulau Kemaro di Palembang, Sumatera Selatan.</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Tempat-tempat wisata di Palembang ini sebenarnya sudah tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia tapi kurang begitu dikemas sehingga terlihat biasa saja. Seperti Bukit Siguntang, sebenarnya secara historis begitu luar biasa tapi secara tampilan biasa saja, malah cenderung tidak terawat,"</i> kata Ari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kelayakan sarana dan prasarana pariwisata ini patut menjadi perhatian pemerintah karena menjadi alat promosi kepada wisatawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Mereka yang datang ke Palembang diharapkan bercerita ke kerabatnya dan mau datang lagi ke sini. Tapi, jika meninggalkan kesan yang tidak baik maka tidak mungkin mau datang lagi,"</i> kata Ari. (KOMPAS.com)</div>

Jelang Asian Games, Sumsel Promosikan Wisata Sungai

Siluet saat senja di Jembatan Ampera yang melintang di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (5/8/2016). Sungai Musi menja...

Baca selengkapnya »

Empat Warna Seragam Pramugari Garuda, Apa Bedanya?

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpbPl254UJaKy1Hb95cH5xLRLzu8j_4BgSmZLJEVhROz9tZj4RDdUQob8vskje7YM-2_Zf3FoAOnizWpmr75paUkmg8fxX9XnPkwWf7kY2DRQITPE3s8YK7NtFcrMwVLvbol3vblPGzQI/s1600/202601420160712WAK203780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Empat Warna Seragam Pramugari Garuda, Apa Bedanya?" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpbPl254UJaKy1Hb95cH5xLRLzu8j_4BgSmZLJEVhROz9tZj4RDdUQob8vskje7YM-2_Zf3FoAOnizWpmr75paUkmg8fxX9XnPkwWf7kY2DRQITPE3s8YK7NtFcrMwVLvbol3vblPGzQI/s640/202601420160712WAK203780x390.jpg" title="Empat Warna Seragam Pramugari Garuda, Apa Bedanya?" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: medium; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Garuda Indonesia Raih World Best Cabin Staff - Para pramugari Garuda Indonesia melakukan performer usai menerima penghargaan Worldâ??s Best Cabin Staff dari Skytrax yang berbarengan dengan ajang pameran kedirgantaraan Farnborough Air Show 2016 di Farnborough, Inggris, Selasa (12/7). Penghargaan ini merupakan yang ketiga kalinya bagi Garuda Indonesia. Kompas/Wawan H Prabowo</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>JAKARTA, IZZAMEDIA.com</b> - Sebagai maskapai nasional, Garuda Indonesia dituntut untuk mengenalkan kekayaan Nusantara kepada dunia. Salah satu caranya adalah dengan mengenakan kain batik sebagai bawahan rok pramugari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara lainnya adalah dengan seragam pramugari yang terdiri dari empat warna: cobalt blue, oranye, ungu, dan biru toska.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Ada empat warna seragam pramugari Garuda. Dua warna untuk Pelaksana, satu untuk pramugari First Class, dan satu untuk Supervisor,"</i> tutur Riva, salah satu pramugari Garuda Indonesia yang ditemui KompasTravel di Garuda Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2016 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (7/10/2016). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3tXWEhyphenhyphenGAtttLPY73EyXm5Og8lEUyg5Vg91uSyiVlDAOiEukoZrUyzhwo3JHlBwSGOd1VkpmAZTCrgJMwX2aztFfTWRtB9i9pZ0c65JIzM9MT3_0jWLismlaTbeW-3mLRQsKZ7YgDs7M/s1600/202816620160712WAK201-1-780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Empat Warna Seragam Pramugari Garuda, Apa Bedanya?" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3tXWEhyphenhyphenGAtttLPY73EyXm5Og8lEUyg5Vg91uSyiVlDAOiEukoZrUyzhwo3JHlBwSGOd1VkpmAZTCrgJMwX2aztFfTWRtB9i9pZ0c65JIzM9MT3_0jWLismlaTbeW-3mLRQsKZ7YgDs7M/s640/202816620160712WAK201-1-780x390.jpg" title="Empat Warna Seragam Pramugari Garuda, Apa Bedanya?" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: medium; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Garuda Indonesia Raih World Best Cabin Staff - Para pramugari Garuda Indonesia melakukan performer usai menerima penghargaan Worldâ??s Best Cabin Staff dari Skytrax yang berbarengan dengan ajang pameran kedirgantaraan Farnborough Air Show 2016 di Farnborough, Inggris, Selasa (12/7). Penghargaan ini merupakan yang ketiga kalinya bagi Garuda Indonesia. Kompas/Wawan H Prabowo</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Dua warna yang dikenakan oleh Pelaksana adalah oranye dan biru toska. Dari situs Garuda Indonesia, biru toska berarti kepuasan dan kesegaran tropis. Oranye menggambarkan kehangatan, keramahan, dan energik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Seragam warna ungu digunakan oleh pramugari First Class. Sedangkan cobalt blue digunakan oleh Supervisor,"</i> tambah Riva.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Warna ungu menggambarkan sikap elegan, kreatif, dan inspiratif. Sedangkan cobalt blue menggambarkan kehandalan, kepercayaan, otoritas, dan ketenangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Pelaksana bebas menentukan warna seragam, apakah biru toska atau oranye,"</i> tambah Riva. (KOMPAS.com)</div>

Empat Warna Seragam Pramugari Garuda, Apa Bedanya?

Garuda Indonesia Raih World Best Cabin Staff - Para pramugari Garuda Indonesia melakukan performer usai menerima penghargaan Worldâ??s Be...

Baca selengkapnya »

Hari Ini Seribu Gandrung Menari di Pantai Banyuwangi

0 NEWS, Travel

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjow19iR5ON6K5VfXuV7XqpxNwJ5S-wYzgPIA7Iq9E_tZXo2l27U15GvcVTSxtfT2XGt4VKTuD7oamG-wFl9poWy1PGBFtgqxkT_Zs7YgzM6C0aR6AFYQP0I2I_fcjhFj0QmnOAQmTPzm8/s1600/2124056gandrung-11780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Hari Ini Seribu Gandrung Menari di Pantai Banyuwangi" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjow19iR5ON6K5VfXuV7XqpxNwJ5S-wYzgPIA7Iq9E_tZXo2l27U15GvcVTSxtfT2XGt4VKTuD7oamG-wFl9poWy1PGBFtgqxkT_Zs7YgzM6C0aR6AFYQP0I2I_fcjhFj0QmnOAQmTPzm8/s640/2124056gandrung-11780x390.jpg" title="Hari Ini Seribu Gandrung Menari di Pantai Banyuwangi" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: medium; text-align: center;">
<span style="color: #666666; font-size: x-small;"><i>Upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melestarikan gandrung dimulai dengan memperkenalkan tari tersebut kepada khalayak. Sebanyak 1.053 pasang penari gandrung dilibatkan dalam Paju Gandrung Sewu di Pantai Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/11/2013).</i></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>BANYUWANGI, IZZAMEDIA.com</b> - Seribu penari Gandrung akan menari pada Festival Gandrung Sewu yang akan digelar di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (17/9/2016). Untuk tahun 2016, tari kolosal yang digelar setiap tahun ini mengambil tema "Seblang Lukinto".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tari kolosal yang sudah masuk tahun kelima ini mengisahkan perjuangan rakyat Blambangan melawan penjajah Belanda pada tahun 1776-1810 dan merupakan kelanjutan tema tahun sebelumnya yaitu "Podho Nonton" yang menampilkan teatrikal tentang perjuangan rakyat Banyuwangi yang dipimpin Rempeg Jogopati dalam melawan penjajahan VOC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu, tarian diakhiri dengan kisah perlawanan para pejuang hingga titik akhirnya. <i>“Jika tahun lalu mengisahkan kekalahan prajurit Blambangan, namun tahun ini berbeda. Tema ini akan mengisahkan kebangkitan sisa-sisa prajurit Rempeg Jogopati untuk kembali mengangkat senjata melawan penjajah,”</i> ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi,  MY Bramuda kepada KompasTravel, Jumat (16/9/2016).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arti nama "Seblang Lukinto", menurut Bramuda, "seb" artinya meneng (diam), dan "lang" diambil dari kata langgeng artinya selawase atau selamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan "Lukinto" merupakan kata dari bahasa Sansekerta yang artinya “dirahasiakan”. Jika keduanya digabungkan maknanya menjadi rencana yang harus dirahasiakan selamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Pada saat tokoh penggerak perlawanan terhadap penjajah, Rempeg Jogopati jatuh, prajuritnya tercerai berai di beberapa wilayah di Banyuwangi. Sehingga upaya mereka untuk melawan VOC terhenti. Untuk mengumpulkan kembali pasukan yang terpisah-pisah itu, orang-orang yang merupakan bekas prajurit Rempeg Jogopati membentuk kelompok seni. Mereka menyanyikan tembang 'Seblang Lukinto' secara berkeliling atau mengamen,"</i> kata Bramuda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZL2AdYuRXz4gIH_5IiV9E54T4M1PMLPEcQkqFyifc70FshEVDEQbPl-t0wOFXFjUQGYEDcZmiEDoDTnyzDnw41RRYYhMqkifnLrtMhyphenhyphenk7jjCEvofKeUMrpkin6STxXT7EAy5WLTNNOfY/s1600/1418582gandrung-12780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Hari Ini Seribu Gandrung Menari di Pantai Banyuwangi" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZL2AdYuRXz4gIH_5IiV9E54T4M1PMLPEcQkqFyifc70FshEVDEQbPl-t0wOFXFjUQGYEDcZmiEDoDTnyzDnw41RRYYhMqkifnLrtMhyphenhyphenk7jjCEvofKeUMrpkin6STxXT7EAy5WLTNNOfY/s640/1418582gandrung-12780x390.jpg" title="Hari Ini Seribu Gandrung Menari di Pantai Banyuwangi" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: medium; text-align: center;">
<span style="color: #666666; font-size: x-small;"><i>Penari Gandrung Banyuwangi</i></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Pertunjukan ini akan terasa berbeda dari perhelatan Gandrung Sewu sebelumnya yang banyak menyuguhkan fragmen teatrikal dam pata penari akan menyanyikan gending Seblang Lukinto sebagai wujud perintah untuk mulai bersatu melawan penjajah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Gandrung Sewu sudah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi dan tentunya penampilannya akan berbeda setiap tahunnya. Semua masyarakat bisa menonton langsung di Pantai Boom Banyuwangi dengan latar belakang Selat Bali,"</i> tambah Bamuda. (KOMPAS.com)</div>

Hari Ini Seribu Gandrung Menari di Pantai Banyuwangi

Upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melestarikan gandrung dimulai dengan memperkenalkan tari tersebut kepada khalayak. Sebanyak 1.053 p...

Baca selengkapnya »

Alasan Paket Wisata Halal di Jepang Lebih Mahal

0 Travel, Travel Tips

Alasan Paket Wisata Halal di Jepang Lebih Mahal

Keindahan pepohonan dengan daun berwarna-warni di Taman Sogenchy di kawasan Kuil Tenryuji, Arashiyama, Kyoto, Jepang, menjadi daya tarik t...

Baca selengkapnya »

10 Negara Ikuti Karnaval Sampurasun World Ethnic 2016

0 BUDAYA, Travel

<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsOF9as12VzXXx4gaJrHETapP77V0la6rAmwYPHrFR0P0YXb2pHXbzCRC8m2IJ0yj9P9Mr6kr-EYN_iunT54kkI5QMYxk3LdjqLoZvbLDHtIkEwgWDfp9G5YP2MdMIaAQMsN66OGLaZCA/s1600/487809_620.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt=" 10 Negara Ikuti Karnaval Sampurasun World Ethnic 2016" border="0" height="366" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsOF9as12VzXXx4gaJrHETapP77V0la6rAmwYPHrFR0P0YXb2pHXbzCRC8m2IJ0yj9P9Mr6kr-EYN_iunT54kkI5QMYxk3LdjqLoZvbLDHtIkEwgWDfp9G5YP2MdMIaAQMsN66OGLaZCA/s640/487809_620.jpg" title=" 10 Negara Ikuti Karnaval Sampurasun World Ethnic 2016" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: justify;"><span style="color: #666666; font-size: x-small;"><i>Peserta mengikuti Karnaval Budaya Etnik 2016 di kota Palu, Sulawesi Tengah, 7 Maret 2016. Sejumlah kegiatan seni dan budaya diselenggarakan dalam rangka menyambut Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016. ANTARA/Yusran Uccang</i></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>IZZAMEDIA.COM, Jakarta</b> - Ratusan peserta dari sepuluh negara delegasi yang akan ikut ambil bagian pada ajang Karnaval Sampurasun World Ethnic 2016 yang akan digelar Sabtu malam, 27 Agustus 2016, semuanya telah berada di Kota Purwakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Panitia Karnaval Sampurasun World Ethnic Festival 2016, Asep Supriatna, mengatakan para peserta tersebut berasal dari Amerika Serikat, Rusia, Cina, Australia, Jepang, Selandia Baru, Meksiko, Afrika Selatan, dan Mesir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Tadi pagi (Jumat pagi), mereka ikut cloudless morning dengan menggowes sepeda santai berkeliling Kota Purwakarta,"</i> ujar Asep kepada Tempo, Jumat malam, 26 Agustus 2016. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka menyusuri ruas jalan Sudirman-Martadinata-Singawinata setelah melakukan start dan finis di Taman Maya Datar depan kompleks kantor Bupati Purwakarta di Jalan Gandanegara Nomor 25. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Michael William, anggota delegasi dari Australia, mengaku baru pertama kali merasakan suasana yang tenang, nyaman, dan masyarakatnya ramah, meski Kota Purwakarta berada dalam bekapan wilayah industri. <i>“Pagi ini luar biasa bagi kami. Kami baru pertama kali mengunjungi Purwakarta. Tenang dan sejuk untuk ukuran daerah industri. Ini mencerminkan keseimbangan,"</i> kata William.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
William mengaku surprise ketika melihat langsung bangunan-bangunan etnik yang berada di perkotaan Purwakarta, terutama di lingkungan kompleks perkantoran Bupati. Dia pun sempat mengabadikan bangunan Bale Nagri atau Gedung Negara, Bele Paseban atau Pendapa, dan Bale Mayadatar yang semua berarsitektur etnik khas Sunda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Arsitektur di Purwakarta ini unik. Pemandu memberi tahu kami bahwa ini semua bangunan khas Sunda. Kalau seperti ini, Purwakarta memang layak menggelar festival etnik,"</i> tuturnya. Ia pun mengaku sempat menjepret beberapa bangunan itu dan dikirimkan ke keluarga serta komunitas etnik di Australia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam ini, mulai pukul 19.30, semua anggota delegasi peserta karnaval etnik dunia tersebut akan mengikuti acara jamuan makan malam di Taman Pasanggrahan Pajajaran dengan suguhan berbagai menu kuliner tradisional khas Purwakarta, seperti sate maranggi, bakakak ayam, aneka pepes, es ciming, dan es cendol. Selain itu, akan ditampilkan kesenian khas Purwakarta dan beberapa jenis tarian etnik dari sejumlah negara delegasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih dalam rangkaian acara Karnaval Sampurasun World Ethnic 2016, tepat pukul 23.00, juga ada acara "Jurung Tandang Tutunggangan Agung", yakni sebuah proses tradisional menurunkan kereta kencana Ki Jaga Rasa dan Nyi Malati yang akan diarak dari Bale Nagri sampai aula Kecamatan Purwakarta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat mengawali berlangsungnya Karnaval World Ethnic 2016 pada Sabtu malam, dua kereta kencana yang sempat dipakai sebagai pembawa bendera pusaka pada upacara HUT RI ke-71 di Istana Negara itu akan membawa "Nyai Kidul" diiringi para peserta dari sepuluh negara. (travel.tempo.co)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>

10 Negara Ikuti Karnaval Sampurasun World Ethnic 2016

Peserta mengikuti Karnaval Budaya Etnik 2016 di kota Palu, Sulawesi Tengah, 7 Maret 2016. Sejumlah kegiatan seni dan budaya diselengga...

Baca selengkapnya »

Mitos Lubang Masjid di Buton Keluarkan Azan dari Mekkah

0 Travel, Travel Story

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEDFEfLkojwmoyPSP76jJSmpQ6sdpGXLstJfRisVzpIv82tF9olLBlsc0dssMBiBJAVfDuj2WQ0Q16NYc6N_oe1ox4F3V39n54vEoLZRS7W63VAQEs6NkGsRwxRXmVrMJihRh9anWRsUw/s1600/23212882016-0822-13305300780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Mitos Lubang Masjid di Buton Keluarkan Azan dari Mekkah" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEDFEfLkojwmoyPSP76jJSmpQ6sdpGXLstJfRisVzpIv82tF9olLBlsc0dssMBiBJAVfDuj2WQ0Q16NYc6N_oe1ox4F3V39n54vEoLZRS7W63VAQEs6NkGsRwxRXmVrMJihRh9anWRsUw/s640/23212882016-0822-13305300780x390.jpg" title="Mitos Lubang Masjid di Buton Keluarkan Azan dari Mekkah" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masjid Agug Keraton Buton di Bau Bau, Buton, Sulawesi Tenggara.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>BUTON, IZZAMEDIA.com</b> - Dari luar, Masjid Agung Keraton Buton tampak sederhana. Masjid ini memiliki pondasi dan dinding batu, dengan bangunan berlantai dua terbuat dari kayu dan seng sebagai atapnya. Arsitektur khas Melayu sangat terlihat di masjid ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun di balik kesederhanaanya, Masjid Agung Keraton Buton memiliki nilai sejarah yang tinggi. Masjid ini dibangun pada 1542 oleh Sultan Kaimuddin Khalifatul Khamis. Menurut pemandu wisata di kawasan Keraton Buton, La Ode M. Adam Vatiq, bangunan ini awalnya bukanlah tempat peribadatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Bangunan ini awalnya dibuat sebagai tempat pertemuan rahasia,"</i> kata La Ode.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pergantian masa jabatan raja dan sultan akhirnya berbuah renovasi. Bangunan tersebut kemudian menjadi masjid hingga saat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal yang menarik dari Masjid Agung Keraton Buton adalah mitos soal sebuah lubang. Konon, ada satu lubang di dalam masjid yang bisa mengeluarkan bunyi azan. Konon pula, bunyi azan tersebut berasal langsung dari Mekkah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Di masjid itu ada yang dijaga. Dipercaya memiliki lubang dan terdengar azan dari Mekkah. Aturannya tak bisa sembarang orang lalu-lalang. Dibuka saat waktu beragama saja,"</i> tutur La Ode.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat berkunjung dalam rangka Festival Budaya Tua Buton 2016, Senin (22/8/2016), tim media ingin membuktikan mitos tersebut. Namun sayang, tak semudah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Tidak boleh, kalau gubernur minta dan imam masjid tak memberi izin juga tak bisa. Masjid itu terbuka untuk umum, tapi hanya pada waktu shalat. Jika tidak, masjidnya ditutup,"</i> kata La Ode.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurutnya, lubang suara itu adalah warisan luhur yang sangat dijaga oleh masyarakat Buton. Sampai sekarang, tak banyak orang yang pernah mendengarkan suara tersebut secara langsung. Entah benar atau tidak, namun mitos ini menarik banyak orang untuk menunaikan ibadah di Masjid Agung Keraton Buton.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masjid Agung Keraton Buton juga memiliki beberapa keunikan lainnya. Jumlah tulangan di masjid tersebut berjumlah 313, sama seperti jumlah tulang dalam tubuh manusia. Ada pula 13 lubang di masjid, jumlah yang sama dengan lubang pada tubuh manusia. Dua belas lubang terlihat, dan satu tak terlihat. Ada 12 tangga yang melambangkan 12 rakaat shalat, dan jumlah lingkaran gendang 99 sama seperti Asmaul Husna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masjid Agung Keraton Buton terdapat di komplek Benteng Keraton Buton, Kota Bau Bau, Buton, Sulawesi Tenggara. Waktu terbaik untuk mengunjungi komplek Benteng Keraton Buton adalah siang sampai sore hari. Pemandangan yang disuguhkan dari atas benteng merupakan pemandangan Kota Bau-Bau dengan hamparan laut luas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menuju ke Benteng Keraton Tua, Anda dapat menyewa kendaraan sepeti mobil atau motor. Kendaraan umum masih sulit ditemui di Buton. Tak dipungut biaya untuk memasuki Benteng Keraton Tua, hanya dipungut biaya sumbangan secara sukarela. (KOMPAS.com)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>

Mitos Lubang Masjid di Buton Keluarkan Azan dari Mekkah

Masjid Agug Keraton Buton di Bau Bau, Buton, Sulawesi Tenggara. BUTON, IZZAMEDIA.com - Dari luar, Masjid Agung Keraton Buton tampak se...

Baca selengkapnya »

iklan

Jelang Asian Games, Sumsel Promosikan Wisata Sungai

Empat Warna Seragam Pramugari Garuda, Apa Bedanya?

Hari Ini Seribu Gandrung Menari di Pantai Banyuwangi

Alasan Paket Wisata Halal di Jepang Lebih Mahal

10 Negara Ikuti Karnaval Sampurasun World Ethnic 2016

Mitos Lubang Masjid di Buton Keluarkan Azan dari Mekkah

Label

iklan LINK

alexa

Populer Post

KOMENTAR

Arsip Blog