Legetang Banjarnegara: Kisah Sebuah Desa Yang Hilang

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghp5rcU9DxYraUeNtoEdmrVrKhhYtgKKcWS7Ri3p3iW3IW92my-Xaf6DA5xug6q6E7Q-l4ahxyfy5SVTHzzS2S3sqLll74siN7xV9npLVEP50OTaaA0vHUyDa_Z_x3bX81Xu0ynjygMdk/s1600/1383740_10204403242139462_8761797103857630555_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghp5rcU9DxYraUeNtoEdmrVrKhhYtgKKcWS7Ri3p3iW3IW92my-Xaf6DA5xug6q6E7Q-l4ahxyfy5SVTHzzS2S3sqLll74siN7xV9npLVEP50OTaaA0vHUyDa_Z_x3bX81Xu0ynjygMdk/s1600/1383740_10204403242139462_8761797103857630555_n.jpg" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Membaca berita musibah tanah longsor di Karangkobar Banjarnegara membuat kita semua prihatin dan bersedih. Sebanyak 105 KK terbenam seketika. Musibah ini mengingatkan kita semua, betapa ajal bisa datang kapan saja, tak terduga.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Terlepas dari kurang perhatian ataupun kurang waspadanya pemerintah dalam menanggulangi musibah yang sudah memunculkan tanda-tanda sebelumnya ini, kita seakan diajak untuk mengingat kembali kejadian puluhan tahun silam di Banjarnegara juga. Sebuah musibah tentang terbenamnya Dukuh Legetang di tahun 1955.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dukuh Legetang adalah sebuah dukuh makmur yang terletak tak jauh dari dataran tinggi Dieng-Banjarnegara, sekitar 2 km di sebelah utaranya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penduduknya cukup makmur. Mereka adalah para petani sukses. Mereka bertani kentang, kobis, wortel dll. Tetapi sayangnya melimpahnya materi tersebut tak diiringi dengan kesyukuran. Mereka seakan lupa diri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berbagai kesuksesan duniawi yang berhubungan dengan pertanian menghiasi dukuh Legetang. Misalnya apabila di daerah lain tidak panen tetapi mereka panen berlimpah. Kualitas buah/sayur yang dihasilkan juga lebih dari yang lain.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun barangkali ini merupakan “istidraj” (disesatkan Allah dengan cara diberi rizqi yang banyak dan orang tersebut akhirnya makin tenggelam dalam kesesatan).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Masyarakat dukuh Legetang umumnya ahli maksiat dan bukan ahli bersyukur. Perjudian disana merajalela, begitu pula minum-minuman keras (yang sangat cocok untuk daerah dingin).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tiap malam mereka mengadakan pentas Lengger (sebuah kesenian yang dibawakan oleh para penari perempuan, yang sering berujung kepada perzinaan). Anak yang kimpoi sama ibunya dan beragam kemaksiatan lain sudah sedemikian parah di dukuh Legetang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada suatu malam turun hujan yang lebat dan masyarakat Legetang sedang tenggelam dalam kemaksiatan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tengah malam hujan reda. Tiba-tiba terdengar suara “buum”, seperti suara benda yang teramat berat berjatuhan. Pagi harinya masyarakat disekitar dukuh Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu menyaksikan bahwa Gunung Pengamun-amun sudah terbelah (bahasa jawanya: tompal), dan belahannya itu ditimbunkan ke dukuh Legetang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dukuh Legetang yang tadinya berupa lembah itu bukan hanya rata dengan tanah, tetapi menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya mati. Gegerlah kawasan dieng…</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Seandainya gunung Pengamun-amun sekedar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa dibawahnya. Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara dukuh Legetang dan gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jadi kesimpulannya, potongan gunung itu terangkat dan jatuh menimpa dukuh Legetang. Siapa yang mampu mengangkat separo gunung itu kalau bukan Allah?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> "Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang dilangit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?" (QS Al Mulk 67: 16).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kini diatas bukit bekas dukuh Legetang dibuat tugu peringatan. Tertulis dengan plat logam:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “TUGU PERINGATAN ATAS TEWASNJA 332 ORANG PENDUDUK DUKUH LEGETANG SERTA 19 ORANG TAMU DARI LAIN-LAIN DESA SEBAGAI AKIBAT LONGSORNJA GUNUNG PENGAMUN-AMUN PADA TG. 16/17-4-1955″</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sungguh kisah tenggelamnya dukuh Legetang ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa Azab Alloh yang seketika itu tak hanya terjadi di masa lampau, di masa para nabi, tetapi azab itu pun bisa menimpa kita di zaman ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahwa sangat mudah bagi Alloh untuk mengazab manusia-manusia durjana dalam hitungan detik. Andaikan di muka bumi ini tak ada lagi hamba-hamba yang bermunajat di tengah malam menghiba ampunan-Nya, mungkin dunia ini sudah kiamat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kita berhutang budi kepada para ibadurrahman, para hamba Alloh yang berjalan dengan rendah hati, tak menyombongkan dirinya. Mereka senantiasa bersujud memohon ampunan-Nya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ya, semua makhluq di bumi berhutang budi kepada mereka...</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> (Widi Astuti)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.pkspiyungan.org/2014/12/legetang-banjarnegara-kisah-sebuah-desa.html">Sumber</a></div>

Legetang Banjarnegara: Kisah Sebuah Desa Yang Hilang

Membaca berita musibah tanah longsor di Karangkobar Banjarnegara membuat kita semua prihatin dan bersedih. Sebanyak 105 KK terbenam sek...

Baca selengkapnya »

Masya Allah! Terkubur Longsor 8 Jam, Wawan Selamat Setelah Baca Istighfar

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3PhV5aUQHZYgoAMScRUEeMYVWg037P3QRMSDyaZoAxJQQXvfiiDETaoj7GIzRpkgzAAC6hSKDf8cfO6oicsjzigkMp3nOKR1-Yp4taEBZcE10msHyiBMFSq6sS-eYVRsmVL6mH6siGrQ/s1600/10850124_1034152353278356_4076645878633354335_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3PhV5aUQHZYgoAMScRUEeMYVWg037P3QRMSDyaZoAxJQQXvfiiDETaoj7GIzRpkgzAAC6hSKDf8cfO6oicsjzigkMp3nOKR1-Yp4taEBZcE10msHyiBMFSq6sS-eYVRsmVL6mH6siGrQ/s1600/10850124_1034152353278356_4076645878633354335_n.jpg" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Banjarnegara - Bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah menyisakan pilu yang mendalam. Kehilangan keluarga yang dicinta dan juga tempat tinggal yang luluh lantak. Hanya dalam hitungan menit longsor menyapu habis pemukiman di dusun Jemblung itu dan separo penduduknya meninggal tertimbun longsor.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun di antara kisah pilu, ada juga kisah menakjubkan. Salah satunya adalah kesaksian salah satu korban yang selamat, Wawan. Sebagaimana yang dikutip dari wawancara TV One, Kamis (18/12) pagi ini, Wawan mengaku terkubur tanah longsor dan reruntuhan bangunan selama 8 jam. Kepala Wawan menyembul keluar sambil berusaha menggapai apa saja yang ada di dekatnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Yang menarik adalah ketika di tanya apa saja yang dilakukan, Wawan menjawab salah satunya adalah dengan beristighfar. “Saya pasrah saja dan istighfar,” kata Wawan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Selama 8 jam, ia bertahan hidup sampai akhirnya diselamatkan oleh para relawan yang sedang bertugas mengevakuasi korban longsor. Wawan sempat dirawat dua hari untuk memulihkan kakinya yang terjepit. Kini kondisinya sudah membaik dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga tercintanya. (tvone/abr/dakwatuna)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.pkspiyungan.org/2014/12/masya-allah-terkubur-longsor-8-jam.html">Sumber</a></div>

Masya Allah! Terkubur Longsor 8 Jam, Wawan Selamat Setelah Baca Istighfar

Banjarnegara - Bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah menyisakan pilu ...

Baca selengkapnya »

Anggota DPR Patungan Bantu Korban Longsor Banjarnegara

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUs2GhCmnPgy6mrRIJwpdBqiuz6bgWOD-B5wlIeST4BY7snXiTcqy6AXqDodOSQwlqw-SOlXzzCIwGNQP2YswGV1OpwDfCTLLbR8rzyBCOSSgi69TeSoyLvsxX6siMz_we9PMUDGTNjCQ/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUs2GhCmnPgy6mrRIJwpdBqiuz6bgWOD-B5wlIeST4BY7snXiTcqy6AXqDodOSQwlqw-SOlXzzCIwGNQP2YswGV1OpwDfCTLLbR8rzyBCOSSgi69TeSoyLvsxX6siMz_we9PMUDGTNjCQ/s1600/1.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 22.3999996185303px;">Ketua DPR RI, Setya Novanto, menyerahkan secara simbolis bantuan kepada Gubernur Jateng</span></td></tr> </tbody></table> <br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;">Longsor yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara menjadi bencana yang cukup memprihatinkan di akhir tahun 2014. Semua elemen masyarakat tergerak untuk bersama-sama membantu.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 22.3999996185303px;">Hari ini, Selasa (16/12/2014) rombongan anggota DPR RI menyerahkan bantuan untuk korban bencana longsor Banjarnegara. Bantuan yang dikumpulkan dari patungan anggota dewan ini diserahkan secara simbolis kepada Gubernur Jawa Tengah.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 22.3999996185303px;">Ketua DPR RI, Setya Novanto, menyerahkan secara simbolis bantuan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kantor gubernur, disaksikan Fahri Hamzah selaku Ketua Tim Bantuan DPR.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Roboto, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.3999996185303px;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 22.3999996185303px;">Besok, Rabu (17/12), Fahri Hamzah sebagai Ketua Tim DPR dengan tiga truk bantuan akan mengunjungi langsung lokasi bencana longsor Banjarnegara untuk menyerahkan bantuan solidaritas anggota DPR.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 22.3999996185303px;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 22.3999996185303px;"><a href="http://www.pkspiyungan.org/2014/12/anggota-dpr-patungan-bantu-korban.html">Sumber</a></span></div> </span>

Anggota DPR Patungan Bantu Korban Longsor Banjarnegara

Ketua DPR RI, Setya Novanto, menyerahkan secara simbolis bantuan kepada Gubernur Jateng Longsor yang terjadi di Kabupaten Banjarnega...

Baca selengkapnya »

Cerita Dibalik Musibah Longsor Banjarnegara

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJaUiK_9AqN7NSbwxWvCsyo-nDZAgzP99dw_6mRXz4YwTnmcXd5kSL_FuzDV_nMfKgSQ_xQrfbsxuODcmESjSY4ATQlVX3gK_HEvyszzlzRU6XLFQBurbVh981_m3R-ryooKkTbHDYFLQ/s1600/relawan-ECR-di-lokasi-tanah-longsor-Banjarnegara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJaUiK_9AqN7NSbwxWvCsyo-nDZAgzP99dw_6mRXz4YwTnmcXd5kSL_FuzDV_nMfKgSQ_xQrfbsxuODcmESjSY4ATQlVX3gK_HEvyszzlzRU6XLFQBurbVh981_m3R-ryooKkTbHDYFLQ/s1600/relawan-ECR-di-lokasi-tanah-longsor-Banjarnegara.jpg" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jelang akhir tahun 2014, Indonesia kembali berduka. Musibah tanah longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah menelan banyak korban jiwa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dari 108 korban yang hilang tertimbun longsor, baru sekitar 39 orang yang berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim ini mengapa kembali dirundung bencana?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Romi, salah seorang relawan kemanusiaan dari LSM Emergency and Crisis Response (ECR) yang turut melakukan evakuasi korban di lokasi bencana, menyingkap kisah dibalik musibah besar tersebut.</div> <div style="text-align: justify;"> Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga sekitar, di desa tersebut begitu merajalela kemaksiatan dan kemusyirkan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Ya kalau menurut warga sekitar, di sana terkenal dengan klenik dan judi sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdiri karaoke. Jadi tempat itu sudah terkenal dengan kondisi seperti itu,” kata Romi kepada Panjimas.com, Senin (15/12/2014).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apa yang disampaikan romi, sepertinya begitu jelas tersebukti dengan realita di lapangan. Lihat saja dalam berita yang beredar kemarin, warga memperebutkan air dalam ember, yang sebelumnya digunakan Jokowi untuk mencuci tangan dan kaki, serta membersihkan lumpur yang melekat di sepatunya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka ngalap berkah dengan membasuh muka dari air sisa cuci tangan Jokowi. Padahal <i>ngalap</i> berkah dari makhluk merupakan bentuk Syirik Akbar dalam Islam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Buat barokah. Ini kan tadi sudah dipakai Presiden. Siapa tahu nasib berubah,” ujar salah seorang warga, yang tampak kuyup kepala dan badannya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Warga lainnya, Parno, mengaku ingin meniru Jokowi, dengan turun membasuh kakinya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Biar berkah dan banyak rezeki. Tadi saya tidak cuma basuh muka, tapi tangan dan kaki juga,” kata Parno seperti dilansir Vivanews, Ahad (14/12/2014).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Selain itu, Romi juga menambahkan, bahwa dari cerita salah seorang warga yang selamat dalam bencana itu, kejadian longsor di Dusun Jemblung yang terjadi menjelang Maghrib itu, tak seperti lazimnya bencana tanah longsor.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Kesaksian warga, ada korban yang selamat itu katanya tanah yang longsor itu seperti dimixer, kayak seperti bukan tanah longsor biasanya,” imbuhnya. [AW]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.pkspiyungan.org/2014/12/cerita-dibalik-musibah-longsor.html">Sumber</a></div>

Cerita Dibalik Musibah Longsor Banjarnegara

Jelang akhir tahun 2014, Indonesia kembali berduka. Musibah tanah longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Provins...

Baca selengkapnya »

CATATAN RELAWAN di Bumi Banjarnegara

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4MU9pcPmlUpvGSXD87kWae5jS1n-L_9fZhr_sKFST3igbx644xYMN8EOBEfM0n1J6Jmq5Sqqc3_y46D-UxftZxPe9SRzKaKyTEZQ6LG6emcjiN1EjPOI9gVaq9srm1Ic-UiyyK-fNL90/s1600/Longsor+Banjarnegara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4MU9pcPmlUpvGSXD87kWae5jS1n-L_9fZhr_sKFST3igbx644xYMN8EOBEfM0n1J6Jmq5Sqqc3_y46D-UxftZxPe9SRzKaKyTEZQ6LG6emcjiN1EjPOI9gVaq9srm1Ic-UiyyK-fNL90/s1600/Longsor+Banjarnegara.jpg" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabtu, 13 Desember 2014</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Matahari sudah agak meninggi ketika aku harus menyasakkan sekop ke tanah, mencoba mengurai timbunan tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara Jawa Tengah. Sesekali aku berteriak memberikan arahan kepada rekan-rekan sesama relawan bencana untuk terus menggali dan berusaha menemukan korban bencana yang masih tertimbun.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hujan deras yang mengguyur kawasan Banjarnegara sejak hari Rabu hingga Jum’at malam telah menimbulkan bencana tanah longsor di desa ini. Aku diamanahkan oleh Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa untuk membuka Posko Bencana di Banjarnegara sekaligus membantu proses evakuasi korban bencana tanah longsor.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Letih.. Karena sebelum berangkat ke Banjarnegara, sejak hari Kamis hingga Jumat sore, aku dan rekan-rekan ditugasi memberikan respon bencana di Wonosobo. Begitu mendapat intruksi dari Pusat Komando DMC di Jakarta tentang bencana longsor di Banjarnegara, akupun segera meluncur menuju lokasi bencana di Kecamatan Karangkobar.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Membelah jalanan jalur tengah provinsi Jawa Tengah, menembus kawasan pegunungan yang dikenal dengan sebutan zona Triple S (Sindoro, Sumbing, Slamet), hujan deras, jalanan licin dan berkelok-kelok, serta penerangan jalan yang minim, menjadi tantangan buat kami Relawan DMC untuk menuju lokasi bencana di dusun Jemblong, masuk area Pegunungan Serayu Utara. Tak disangka, begitu hampir sampai dilokasi, satu-satunya akses jalan dan jembatan menuju dusun Jemblong pun putus karena longsor.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kami pun segera bergabung dan berkoordinasi dengan relawan dari berbagai unsur masyarakat dan aparat keamanan malam itu untuk langkah pertama, hujan deras masih mengguyur, khawatir akan terjadinya longsor susulan, proses evakuasi tak bisa dilanjutkan, para relawan terpaksa menunggu hingga Sabtu Pagi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Tarik-tarik..! Ayo cangkul sebelah sini..!!”, suara teriakan salah seorang relawan. Dengan peralatan sederhana, sekop dan cangkul kami mengeluarkan sesosok korban yang berhasil ditemukan. Sudah tak bernyawa. Jenazah segera kami bungkus dengan kantung mayat, kemudian dibawa menuju ambulans yang stand by beberapa ratus meter, karena tak bisa mendekat ke lokasi pencarian.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sampai saat ini sudah delapan korban meninggal yang berhasil ditemukan. Akupun lantas bergabung lagi dengan masyarakat dan terus menggali dengan peralatan sederhana, alat-alat berat belum bisa masuk ke lokasi karena jalur evakuasi yang masih terputus.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Ya Tuhan.. Ini bencana tanah longsor terparah yang pernah kutemui,” kataku dalam hati. Kuteruskan menggali. Sampai ketika rintik hujan turun dan lama kelamaan semakin deras, proses evakuasi diperintahkan untuk dihentikan. Bahaya longsor susulan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Para Relawan pun turun ke lokasi aman. Aku kemudian bergabung lagi bersama timku. Berkoordinasi, memberikan laporan dan perkembangan pada Posko Pusat di Jakarta. "Mas Adi, Alhamdulillaah tim dari Jogja bergabung dengan tenaga kesehatan dan obat-obatan melengkapi tim dari Purwokerto, beberapa relawan mahasiswa juga siap bergabung dengan kita..,” lapor salah seorang anggota. Kuanggukan kepala, tersenyum menunjukkan betapa senangnya aku akan kabar ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Huff.. Mataku tertuju lagi ke hamparan tanah liat kemerahan lokasi longsor dibelakangku, masih banyak korban yang belum kami temukan. Pekerjaan berat masih menanti esok hari.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kututup catatan ini Ahad dini hari, di posko yang dingin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Posko Dompet Dhuafa Banjarnegara</div> <div style="text-align: justify;"> Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar</div> <div style="text-align: justify;"> CP : Adi Sumarna 081318819379</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.pkspiyungan.org/2014/12/catatan-relawan-di-bumi-banjarnegara.html">Sumber</a></div>

CATATAN RELAWAN di Bumi Banjarnegara

Sabtu, 13 Desember 2014 Matahari sudah agak meninggi ketika aku harus menyasakkan sekop ke tanah, mencoba mengurai timbunan tanah l...

Baca selengkapnya »

Kunjungi Korban Longsor Banjarnegara, Jokowi Mampir Dulu Foto-foto di Sawah

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUX89xSmksqzYUY7_bYP3OupJMcfXet7FMEmzzVuIE4B3_g3WZmUxdJGQj9faYrh38fKf_oYw5BbfboOnPpcR9ACoA_jC9mngBCpxqFSlEPI8CVVV_3018qIRu2HunqkeuFM7Y5C5znxY/s1600/121.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="207" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUX89xSmksqzYUY7_bYP3OupJMcfXet7FMEmzzVuIE4B3_g3WZmUxdJGQj9faYrh38fKf_oYw5BbfboOnPpcR9ACoA_jC9mngBCpxqFSlEPI8CVVV_3018qIRu2HunqkeuFM7Y5C5znxY/s1600/121.jpg" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Presiden Joko Widodo dalam rangka mengunjungi korban longsor Banjarnegara Jawa Tengah ternyata tak langsung ke lokasi, di tengah jalan mampir dulu berfoto di sawah. Demikian terlihat dari laporan akun twitter Sekretariat Negara, Minggu (14/12).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Memang dalam akun tersebut disebutkan, "Dalam Perjalanan ke Banjarnegara Mobil-RI1 berhenti sejenak,Presiden Jokowi menyapa para Petani dan Pengrajin Batu Bata." Namun yang tampak foto-foto Jokowi di persawahan dengan tiga orang, dan satu lagi terlihat berhadapan dengan seseorang di sampiang seorang lagi penduduk setempat dan satu orang aparat dengan latar belakang sawah dan tumpukan bata.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kegiatan tersebut disebutnya blusukan Jokowi kepada petani. "Saat dalam perjalanan ke Banjarnegara, Presiden Jokowi mendadak #blusukan tanya ke petani (14/12) tentang irigasi, pupuk dan lain-lain," twit akun Sekretariat Negara RI.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dengan pesawat CN 295 milik Angkatan Udara tiba di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah, Jokowi menyusuri jalan darat menuju lokasi tanah longsor di Banjarnegara. Ibu Negara Iriana juga turut mendampingi kunjungan kerja sang presiden.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun di tengah perjalanan, Jokowi secara mendadak menghentikan laju mobil RI 1. Di sisi kanan jalan tempat mobil terhenti, terbentang sawah-sawah dan lahan produksi batu bata. Lelaki kurus itu kemudian menghampiri warga setempat yang tengah sibuk bekerja di sana. Dan berbincang dengan para petani serta pengrajin batu bata.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rombongan Jokowi tiba di lokasi pukul 12.00 WIB. Jokowi memulai peninjauannya dari lokasi longsoran tanah paling atas. Saat meninjau ia tak lupa menyampaikan dukungannya kepada Tim SAR yang tengah melakukan evakuasi. Diduga masih ada puluhan korban jiwa yang tertimbun longsor. Korban tewas yang ditemukan hingga siang ini sudah 23 orang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berdasar data Badan Nasional Pennaggulangan Bencana, saat ini ada sekitar 1.250 personil tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga, TNI, Polri, Basarnas, PMI, dan relawan dikerahkan untuk mencari korban lain. (FN-04)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.pkspiyungan.org/2014/12/kunjungi-korban-longsor-banjarnegara.html">Sumber</a></div>

Kunjungi Korban Longsor Banjarnegara, Jokowi Mampir Dulu Foto-foto di Sawah

Presiden Joko Widodo dalam rangka mengunjungi korban longsor Banjarnegara Jawa Tengah ternyata tak langsung ke lokasi, di tengah jalan ...

Baca selengkapnya »