iklan

0
Wapres Jusuf Kalla. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK ternyata tertarik melihat dinamika yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Meski masa kampanye belum dimulai, semua bakal calon sudah mulai memperkenalkan diri kepada masyarakat.

Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah masalah dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Akibat ucapannya saat memberikan sambutan di Kepulauan Seribu, Ahok terpaksa dilaporkan ke polisi.

JK menilai, hal ini tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan Donald Trump saat masa kampanye sebagai calon presiden Amerika Serikat. Trump memang terkenal sebagai sosok yang banyak bicara dan menuding sana sini.

"Sama Trump. Kenapa orang menurun (sebagai) pemilih kepada Trump, karena tuduh kiri kanan kan? Bahwa ada orang memakai itu juga, salah juga. Tapi di mana-mana begitu di dunia ini," ucap JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2016.

JK menilai, tidak perlu memakai isu SARA untuk mendapat simpati masyarakat. Tapi jangan juga mengeluarkan kata-kata yang menyebabkan orang lain marah, asal bicara, dan asal tuduh. Karena itu, dia meminta semua pihak untuk tenang dan menjaga diri.

Ia memaparkan, memang butuh perjuangan panjang untuk bisa mendapat tempat sebagai minoritas. Di Indonesia sudah ada yang berhasil tanpa ada kemarahan, seperti di Kalimantan Tengah. Amerika juga butuh waktu 240 tahun sampai orang kulit hitam bisa menjadi Presiden, butuh waktu 175 tahun orang Katolik bisa jadi Presiden Amerika.

"Jadi bukan soal agama, ini etika, etika. Jadi ya, mulutmu harimaumu, itu saja masalahnya, masalah Jakarta itu," Wapres JK memungkasi. (Liputan6.com)

Posting Komentar Blogger

 
Top